Senin, 11 Maret 2013

aliran


Aliran Karate

Seperti telah disinggung diatas, ada banyak aliran Karate di Jepang, dan sebagian dari aliran-aliran tersebut sudah masuk ke Indonesia.
Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam "4 besar JKF" adalah sebagai berikut:

Shotokan

Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan - sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.

Goju-ryu

Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa "dalam pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan". Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.

Shito-ryu

Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.

Wado-ryu

Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan kadang-kadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.
Sedangkan aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk dalam "4 besar JKF" antara lain adalah:

Kyokushin

Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini sangat terkenal baik di dalam maupun diluar Jepang, serta turut berjasa memopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate, dimana praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, dan menyerang secara frontal, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo), aliran ini juga sering dikenal sebagai salah satu aliran karate paling keras. Tidak seperti kebanyakan aliran karate yang sudah berfokus pada olahraga, dimana dalam pertandingannya menerapkan sistem tidak kontak langsung dan hasil yang ditentukan oleh poin, Kyokushin masih berpegang teguh pada sistem tradisional, terlihat dari sistem pertandingan kumite pada kejuaraan Kyokushin yang menerapkan pertarungan full contact dan boleh membuat Knock Out (KO) lawan. Aliran ini menerapkan hyakunin kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite berturut-turut.

Shorin-ryu

Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan oleh Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu, seorang guru Karate abad ke 19 yang juga adalah guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan Karate. Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu banyak persamaannya dengan Shotokan. Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga mengajarkan bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.

Uechi-ryu

Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari beladiri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri langsung di provinsi Fujian di China. Oleh karena itu, gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama aliran Baihequan (Bangau Putih)

peralatan


Peralatan dalam pertandingan karate
Peralatan yang diperlukan dalam pertandingan karate
  1. Pakaian karate (karategi) untuk kontestan
  2. Pelindung tangan
  3. Pelindung tulang kering
  4. Ikat pinggang (Obi) untuk kedua kontestan berwarna merah/aka dan biru/ao
  5. Alat-alat lain yang diperbolehkan tapi bukan menjadi keharusan adalah:
    • Pelindung gusi (di beberapa pertandingan menjadi keharusan)
    • Pelindung tubuh untuk kontestan putri
    • Pelindung selangkangan untuk kontestan putera
  6. Peluit untuk arbitrator/alat tulis
  7. Seragam wasit/juri
    • Baju putih
    • Celana abu-abu
    • Dasi merah
    • Sepatu karet hitam tanpa sol
  8. Papan nilai/n scoring board
  9. Administrasi pertandingan
  10. bendera merah & biru untuk juri
  11. Peluit untuk wasit
Tambahan: Khusus untuk Kyokushin, pelindung yang dipakai hanyalah pelindugn selangkangan untuk kontestan putra. Sedangkan pelindung yang lain tidak diperkenankan.

Luas lapangan


Luas lapangan
  • Lantai seluas 8 x 8 meter, beralas papan atau matras di atas panggung dengan ketinggian 1 meter dan ditambah daerah pengaman berukuran 2 meter pada tiap sisi.
  • Arena pertandingan harus rata dan terhindar dari kemungkinan menimbulkan bahaya.
Pada Kumite Shiai yang biasa digunakan oleh FORKI yang mengacu peraturan dari WKF, idealnya adalah menggunakan matras dengan lebar 10 x 10 meter. Matras tersebut dibagi kedalam tiga warna yaitu putih, merah dan biru. Matras yang paling luar adalah batas jogai dimana karate-ka yang sedang bertanding tidak boleh menyentuh batas tersebut atau akan dikenakan pelanggaran. Batas yang kedua lebih dalam dari batas jogai adalah batas peringatan, sehingga karate-ka yang sedang bertanding dapat memprediksi ruang arena dia bertanding. Sisa ruang lingkup matras yang paling dalam dan paling banyak dengan warna putih adalah arena bertanding efektif.

Kelas pertandingan

KELAS PERTANDINGAN

A. Usia Dini (usia 8 – 9 th, Maksimal Kelahiran 1Agustus 2001)
__1. Kata Perorangan Pa/Pi
__2. Kumite Perorangan Putra
____• Kelas – 25 Kg
____• Kelas – 30 Kg
____• Kelas + 30 Kg
__
3. Kumite Perorangan Putri
____• Kelas – 25 Kg
____• Kelas + 25 Kg
B. Pra Pemula (usia 10 – 11 th, Maksimal Kelahiran 1 Agustus 1999)
__1. Kata Perorangan Pa/Pi
__2. Kumite Perorangan Putra
____• Kelas – 30 Kg
____• Kelas – 35 Kg
____• Kelas + 35 Kg
__3. Kumite Perorangan Putri
____• Kelas – 30 Kg
____• Kelas – 35 Kg
____• Kelas + 35 Kg
C. Pemula (usia 12 – 13 th, Maksimal Kelahiran 1 Agustus 1997)
__1. Kata Perorangan Pa/Pi
__2. Kumite Perorangan Putra
____• Kelas – 40 Kg
____• Kelas – 45 Kg
____• Kelas + 45 Kg
__3. Kumite Perorangan Putri
____• Kelas – 35 Kg
____• Kelas – 40 Kg
____• Kelas + 40 Kg
D. Kadet (usia 14 – 15 th, Maksimal Kelahiran 1 Agustus 1995)
__1. Kata Perorangan Pa/Pi
__2. Kumite Perorangan Putra
____• Kelas – 52 Kg
____• Kelas – 57 Kg
____• Kelas – 63 Kg
____• Kelas – 70 Kg
____• Kelas + 70 Kg
__3. Kumite Perorangan Putri
____• Kelas – 47 Kg
____• Kelas – 54 Kg
____• Kelas + 54 Kg
E. Junior (usia 16 – 17 th, Maksimal Kelahiran 1 Agustrus 1993)
__1. Kata Perorangan Pa/Pi
__2. Kata Beregu Pa/Pi Kadet & Junior (Usia 14 – 17 tahun)
__3. Kumite Perorangan Putra
____• Kelas – 55 Kg
____• Kelas – 61 Kg
____• Kelas – 68 Kg
____• Kelas – 76 Kg
____• Kelas + 76 Kg
__4. Kumite Perorangan Putri
____• Kelas – 48 Kg
____• Kelas – 53 Kg
____• Kelas – 59 Kg
____• Kelas + 59 Kg
F. Under 21 (usia 18 – 20 th, Maksimal Kelahiran 1 Agustus 1990)
__1. Kata Perorangan Pa/Pi
__2. Kumite Perorangan Putra
____• Kelas – 68 Kg
____• Kelas – 78 Kg
____• Kelas + 78 Kg
__3. Kumite Perorangan Putri
____• Kelas – 53 Kg
____• Kelas – 60 Kg
____• Kelas + 60 Kg
G. Senior > 20 th
__1. Kata Perorangan Pa/Pi
__2. Kata Beregu Pa/Pi Under 21 & Senior (Usia 18 – > 20 tahun)
__3. Kumite Perorangan Putra
____• Kelas – 55 Kg
____• Kelas – 61 Kg
____• Kelas – 67 Kg
____• Kelas – 75 Kg
____• Kelas – 84 Kg
____• Kelas + 84 Kg
__4. Kumite Perorangan Putri
____• Kelas – 50 Kg
____• Kelas – 55 Kg
____• Kelas – 61 Kg
____• Kelas – 68 Kg
____• Kelas + 68 kg

Jumat, 01 Maret 2013

7. Strengthening of Muscular Power (= Memperkuat Kekuatan Otot)

Pemahaman (pengetahuan) terhadap teori dan prinsip-prinsip dasar karate, tanpa otot-otot yang kuat, terlatih baik dan elastis (lentur) untuk melakukan suatu teknik adalah hal yang sia-sia. Memperkuat otot-otot memerlukan pelatihan rutin.

Pengetahuan teori dan prinsip tanpa kekuatan, latihan yang benar, kelenturan otot untuk melakukan suatu teknik adalah sia-sia (tidak efektif). Adalah sangat penting untuk mengetahui otot yang digunakan untuk melakukan suatu teknik, melatih otot secara khusus (otot yang spesifik), sangat efektif untuk memperbaiki teknik. Dan sebaliknya, semakin sedikit otot-otot yang tak perlu yang digunakan, semakin sedikit hilangnya energi. Otot yang bekerja secara penuh dan harmonis akan menghasilkan teknik-teknik efektif dan kuat.

(Irama dan waktu) Didalam setiap cabang olahraga, kemampuan puncak dari seorang atlit adalah sangat berirama. Hal ini juga berlaku di karate. Irama dan waktu suatu teknik seperti ritme (beat) didalam musik. Tiga faktor pokok adalah pengunaan tenaga yang benar, kelancaran (kecepatan) gerak atau perlambatan gerak ketika melaksanakan teknik serta melenturkan dan mengkontraksikan (mengeraskan) otot.

Kemampuan puncak dari seorang atlit bukanlah hanya bertenaga tetapi juga sangat berirama dan indah. Mengetahui suatu perasaan (pengertian dari irama dan pemilihan waktu adalah satu cara yang sempurna untuk mendapat kemajuan di dalam seni karate.

6. Concentration and Relaxation of Power (= Konsentrasi & Rileksasi Tenaga )

Tenaga maksimum adalah konsentrasi kekuatan semua bagian-bagian dari tubuh di target. Tidak hanya mengeraskan lengan dan kaki-kaki. Dengan kata lain penting adalah mengurangi pengunaan tenaga yang tidak perlu ketika melaksanakan suatu teknik, akan menghasilkan tenaga yang maksimal ketika diperlukan. Pada dasarnya, kekuatan tenaga dimulai pada saat kosong (nol), dan pada puncaknya (akhir suatu teknik) menjadi seratus persen (ketika berbenturan dengan sasaran), dan secepatnya kembali kosong (nol).

Merilekskan tenaga tenaga bukan berarti
mengurangi kewaspadaan. Selalu waspada dan bersiap untuk gerakan berikutnya.


  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube